Kesempurnaan Islam, Hakekat dan Kelebihannya
Sesungguhnya agama Islam adalah agamanya
Allah Subhanahu wa ta'ala yang dengan sebab agama tersebut Dirinya menciptakan
makhluk agar mereka mau beragama dengan agama Islam tersebut, dengan sebab
agama itu pula Ia mengutus para utusan, dan menurunkan kitab-kitab suci
(sebagai panduan) agama. Sedangkan makna Islam itu sendiri yaitu berserah diri
serta tunduk kepada Allah Azza wa jalla dalam ucapan, keyakinan, serta amal
perbuatannya maka tidak mungkin imannya bisa sempurna dan tegak lurus tanpa di
sertai amal perbuatan, demikian juga amal perbuatan tersebut tidak akan
bermanfaat tanpa adanya iman dan aqidah yang benar sebelumnya, seperti halnya
amal perbuatan tidak mungkin bisa di terima (di sisi Allah Ta'ala) melainkan
jika amal perbuatan tersebut di kerjakan dalam keadaan benar dan ikhlas karena
mengharap wajah Allah Subhanahu wa ta'ala serta sesuai berjalan di atas sunah
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
dengan tegas telah menjelaskan pada kita pondasi yang denganya agama (islam
ini) di bangun di atasnya, yaitu dalam sebuah hadits yang sangat terkenal, di
mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Agama Islam di bangun di atas lima perkara (mengucapkan dua
kalimat) syahadat (yaitu mempersaksikan) bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk
di sembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mengerjakan
sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan dan menunaikan haji ke
Baitulharam". HR Bukhari dan Muslim.
Dan pondasi ini
saling menghubungkan satu sama lainnya serta saling memiliki keterkaitan satu
dengan yang lainnya, di mana terkandung di dalamnya (pengertian iman) yaitu
ucapan dengan lisan, keyakinan di dalam hati dan amal perbuatan bagi anggota
badan, hal ini sebagaimana telah di isyaratkan dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى: { وَٱلۡعَصۡرِ
١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣ } ( سورة العَصۡرِ : 3-1)
"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan (saling) nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran". QS al-'Ashr: 1-3.
Dalam surat yang mulia ini menunjukan
tentang wajibnya berilmu terlebih dahulu lalu beriman dan beramal shaleh
kemudian saling nasehat menasehati untuk menetapi kesabaran pada perkara itu
semua, yang mana merupakan timbangan bagi seorang mukmin yang denganya bisa
menimbang dirinya sehingga dirinya mengetahui apakah dalam keuntungan dari
kerugian, dalam kebahagian dari kesedihanya. Oleh karena itu Imam Syafi'i
mengomentari tentang surat ini dengan mengatakan kalau sekiranya manusia mau
mentadaburi surat ini maka sudah cukup bagi mereka.
Maka hakekat agama
Islam yang sesungguhnya yaitu beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan
rasulNya, mentauhidkan Allah Ta'ala dan mengikhlaskan ibadah hanya padaNya,
mengerjakan sholat, puasa, dan haji serta mengerjakan kewajiban-kewajiban (yang
lain) dan meninggalkan larangan-larangan, mengharap pahala manakala mengerjakan
perintah dan ketika menjauhi larangan. Cinta kepada Allah Ta'ala dan RasulNya
serta orang-orang yang beriman, dan benci dengan perkara-perkara yang di benci
Allah Ta'ala dan RasulNya (dari kekufuran, kefasikan dan perbuatan maksiat).
Di karenakan cinta karena Allah dan benci karena Allah merupakan tali yang sangat kuat bagi keimanan dan bentuk amal sholeh yang paling di cintai oleh Allah Azza wa jalla, di mana Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengabarkan bahwa tidak mungkin berkumpul antara keimanan pada Allah Ta'ala dan cinta pada orang yang menentang Allah dan RasulNya walau pun orang tersebut adalah orang yang terdekat (di antara kita), seperti bapak, anak, saudara, atau juga keluarga dekat lainya, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala jelaskan dalam firmanNya:
"kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka". QS al-Mujaadilah: 22.
Di karenakan cinta karena Allah dan benci karena Allah merupakan tali yang sangat kuat bagi keimanan dan bentuk amal sholeh yang paling di cintai oleh Allah Azza wa jalla, di mana Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengabarkan bahwa tidak mungkin berkumpul antara keimanan pada Allah Ta'ala dan cinta pada orang yang menentang Allah dan RasulNya walau pun orang tersebut adalah orang yang terdekat (di antara kita), seperti bapak, anak, saudara, atau juga keluarga dekat lainya, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala jelaskan dalam firmanNya:
"kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka". QS al-Mujaadilah: 22.
Dan termasuk jenis penentangan yang paling
besar kepada Allah Azza wa jalla dan RasulNya adalah berhukum dengan
aturan-aturan yang di bikin oleh manusia, termasuk bentuk penentangan juga
meninggalkan kewajiban-kewajiban (yang telah di bebankan pada mereka) dan
menerjang larangan-laranganNya seperti halnya riba, perbuatan zina dan juga
meminum minuman keras.
Agama ini berbeda dengan agama yang lain pada
kesempurnaan dan keuniversalannya serta kebaikan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan yang (mana bila di tilik semua hukum serta kandungannya) cocok dan
sesuai (untuk di terpakan) pada setiap waktu dan tempat sampai kiranya Allah
Subhanahu wa ta'ala mewariskan dunia ini pada orang-orang yang memeluknya,
demikian juga agama Islam ini mengajak pada kemajuan dan taraf hidup yang maju
namun benar di mana di dalamnya Allah Ta'ala telah menghalalkan perkara-perkara
yang baik lagi bermanfaat serta mengharamkan perkara-perkara yang jelek lagi
membahayakan, memerintahkan untuk berbuat adil dan berbuat baik serta suka
memberi pada sanak kerabat, melarang dari perbuatan keji dan munkar serta
perbuatan lalim, demikian juga menyuruh untuk saling tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan dan melarang dari perbautan dosa dan saling bermusuhan,
menyuruh untuk berkata jujur dan adil serta amanah dan melarang dari perkataan
dusta dan ketidak adilan serta khianat, (yang pada intinya agama ini) menyuruh
tiap kebaikan yang ada dan melarang dari setiap kemunkaran.
Tidak ada yang di tinggalkan oleh agama Islam
ini satu kebaikan pun melainkan datang perintahnya supaya di kerjakan serta
menganjurkan (bagi para pemeluknya) supaya mendatanginya dan tidak ada suatu
perkara yang jelek (dan membahayakan) melainkan agama telah melarang dan
memperingatkan supaya tidak terperosok ke dalamnya. Di mana Allah Azza wa jalla
juga telah menyempurnakan serta meridhoi agama ini bagi para hambaNya, sehingga
tidak akan ada agama seseorang yang di terima di sisiNya kecuali agama Islam
ini, ia adalah merupakan jalanNya yang lurus yang akan mengantarkan (manusia)
menuju surgaNya (yang penuh dengan kenikmatan) dan keridhoanNya serta
menyelamatkan dari siksaan dan kemurkaanNya.
Kemudian (perlu di ketahui) sesungguhnya
agama Islam mempunyai pembatal-pembatal (yang bisa membatalkan keislaman
seseorang) di antara pembatal yang paling besar yaitu perbuatan syirik
(meyekutukan.pent) Allah Azza wa jalla baik itu yang ada di dalam ucapan,
perbuatan atau juga keyakinan, seperti berdo'a pada selain Allah Subhanahu wa
ta'ala, menyembelih untuk sesaji, tawakal pada selainNya ketika ingin meraih
manfaat dan mencegah madharat atau ketika ingin mencari pertolongan dan lain
sebagainya yang mana tidak mungkin mampu di lakukan oleh Allah Azza wa jalla,
sama saja apakah perbuatannya tersebut di lakukan pada seorang Nabi atau wali,
malaikat, matahari, bulan, pohon angker, kuburan yang di keramatkan dan lain
sebagainya dari makhluk-makhluk Allah Ta'ala yang tidak bisa memberi manfaat
dan madharat, karena yang mempunyai manfaat dan madharat hanya satu yaitu Allah
Subhanahu wa ta'ala semata yang Maha Esa di dalam mencipta, memebri rizki,
menghidupkan dan mematikan serta mengatur segala urusan.
Di antara salah satu pembatal tersebut
yaitu mendustakan para Rasul atau sebagian mereka atau juga mendustakan
sebagian kecil yang di bawa oleh mereka, begitu juga mengolok-olok sunahnya
atau mengolok-olok orang yang berpegang pada sunah mereka
Di antara pembatal itu juga sihir (dan
perdukunan) serta berpaling dari agama Allah Azza wa jalla, oleh karena itu
jangan sampai ingin mengetahui perkara perdukunan dan sihir, dan jangan mencoba
untuk mempelajarinya apalagi menggunakannya. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan
oleh Allah ke dalam azab yang amat berat".
QS al-Jin: 17.
Di antara pembatal keislaman seseorang
juga meninggalkan sholat dan berhukum dengan selain hukum Allah Azza wa jalla,
oleh karena itu berpegang teguh dengan agama Allah adalah merupakan suatu
kebenaran yang tidak ada kebenaran melainkan setelahnya adalah kesesatan. Allah
Subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Dan bahwa
(yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa". QS al-An'am: 153.