Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Al-Quran
Naskah Khuthbah Hari Ini
Khutbah Pertama:
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه،ُ ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ))، ((يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ
اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيباً))، ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً
سَدِيداً*يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن
يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً)). أما بعد :
فَإِنَّ
خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثاَتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٌ.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Alquran merupakan sumber dari
segala hukum Islam. Dengan Alquran itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh manusia. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
تَبَارَكَ
الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Maha Suci Allah yang telah
menurunkan al-Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam.” (QS. al-Furqan: 1).
Demikian pula dengan sunnah Nabi.
Hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki peran yang
berdampingan dengan Alquran menjadi pedoman hukum dalam syariat Islam. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَا
آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
“Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS.
al-Hasyr: 7).
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menurunkan Alquran secara berangsur-angsur. Wahyu pertama turun saat Ramadhan
pada malam lailatul-qadr, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan.” (QS. al-Qadr: 1).
Usia Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam pada saat itu ialah 40 tahun sebagaimana masyhur disebutkan
oleh kalangan ahli ilmu. Usia yang ideal bagi seseorang dalam mencapai
kesempurnaan nalar, akal dan pengetahuan.
Alquran turun dari sisi Allah
Ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perantaraan
Malaikat Jibril Alaihissallam. Dia adalah pemimpin para malaikat. Allah Ta’ala
mensifati Malaikat Jibril dengan firman-Nya,
إِنَّهُ
لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ﴿١٩﴾ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ﴿٢٠﴾مُطَاعٍ
ثَمَّ أَمِينٍ
“Sesungguhnya Alquran itu
benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang
mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai
‘Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (QS. at-Takwir:
19-21).
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
عَلَّمَهُ
شَدِيدُ الْقُوَىٰ﴿٥﴾ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
“Yang diajarkan kepadanya oleh
(Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu)
menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (QS. an-Najm: 5-6).
Ibadallah,
Dari uraian singkat di atas, kita
bisa mengerti bahwa Alquran memiliki kedudukan yang tinggi. Alquran merupakan
wahyu dari Rabbul-‘alamin, penguasa alam semesta, Dzat yang Mahakuasa atas
segala sesuatu, yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala. Alquran diturunkan kepada
manusia paling agung dan mulia semenjak Allah menciptakan manusia yang pertama
hingga manusia yang terakhir. Pemimpin sekaligus pemimpin para nabi dan rasul.
Beliau adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Alquran diturunkan
dengan perantara makhluk yang taat kepada Allah, yaitu malaikat. Bahkan
merupakan malaikat terbaik dan pemimpin para malaikat. Dialah Malaikat Jibril.
Dan Alquran diturunkan pada waktu yang sangat mulia, yaitu bulan Ramadhan.
Bahkan malam diturunkan Alquran merupakan malam lailatul-qadr, malam yang lebih
baik dari seribu bulan.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ﴿١﴾وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ﴿٢﴾لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ﴿٣﴾تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ﴿٤﴾سَلَامٌ
هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS.
al-Qadr: 1-5).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Kemuliaan Alquran lainya, yaitu
ia akan tetap terjaga kemurniaannya hingga hari Kiamat. Dan masih banyak lagi
keistimewaan yang terdapat pada Alquran.
Setelah mengetahui kedudukan
Alquran, maka sebagai seorang Muslim, kita wajib mempedulikan Alquran. Kita
lakukan amal-amal kebaikan berkaitan dengan kitab yang mulai ini.
Pertama: Membaca dan Menghafalkan Alquran.
Membaca Alquran merupakan langkah
awal seseorang bermuamalah dengan Alquran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan agar kita rajin membacanya, sebagaimana tertuang dalam sabda
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اقْرَؤُوْا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ…
“Bacalah Alquran, karena ia akan
datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya…”
(HR Muslim).
Ketahuilah, Allah menjadikan
amalan membaca Alquran termasuk sebagai salah satu yang bernilai ibadah
kepada-Nya. Allah memberikan pahala bacaan Alquran bukan per surat atau per
ayat, akan tetapi pahalanya per huruf dari Alquran yang kita baca. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ
أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَ لاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
“Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Akan
tetapi alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf dan mim adalah satu
huruf.” (HR. at-Tirmidzi).
Kedua: Mentadabburi dan Mempelajarinya Alquran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَفَلَا
يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka, apakah mereka tidak
memperhatikan Alquran, ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah Kitab yang
kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran.” (QS. Shad: 29).
Ketiga: Mengajarkan Alquran.
Alquran merupakan sebaik-baik
ilmu. Barangsiapa yang menyebarluaskan dan mengajarkannya kepada orang lain,
maka ia akan mendapatkan balasan yang terus mengalir Allah Ta’ala. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَّةٍ
أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Apabila manusia meninggal dunia,
maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara, (yaitu) shadaqah
jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR.
Muslim).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda,
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang
yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Imam al-Bukhari).
Keempat: Mengamalkannya.
Demikianlah kewajiban seseorang
yang telah mengetahui sebuah ilmu. Hendaklah ia mengamalkannya. Suatu ilmu
tidak akan berguna jika tidak pernah diamalkan. Karena buah dari ilmu ialah
amal. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya akan memberi balasan berdasarkan amal
yang dikerjakan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا
تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya kamu diberi balasan
terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. ath-Thur: 16).
جَزَاءً
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Sebagai balasan bagi apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. al-Waqi`ah: 24).
Berkaitan dengan seorang
ahlul-qur`an, Sahabat Abdullah bin Mas’ud pernah berkata: “Pengemban Alquran
harus bisa dikenali saat malam hari ketika manusia tertidur lelap, saat siang
hari ketika manusia berbuka, dengan tangisnya ketika menusia tertawa, dengan
wara’nya ketika manusia berbaur, dengan diamnya ketika manusia larut dalam
pembicaraan yang tidak bermanfaat, dengan kekhusyuannya ketika manusia bersikap
angkuh, dan dengan sedihnya ketika manusia bersuka cita”.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan
kita sebagai ahlul-qur’an. Yaitu orang-orang yang selalu menyibukkan diri
dengan membaca, mempelajari, mengajarkan dan mengamalkan Alquran. Sehingga pada
hari Kiamat, Alquran mendatangi untuk memberi syafaat bagi kita di hadapan
Allah Tabaraka wa Ta’ala.
اَللَّهُمَّ
أَعِنَّا عَلَى هُدَاكَ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ، وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ
خَيْرٍ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
أَقُوْلْ
هَذَا الْقَوْلَ وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْجُوْدِ وَالْاِمْتِنَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Ibadallah,
Sebagai wujud memuliakan Alquran,
hendaklah kita menjaga adab-adab saat membacanya.
Pertama: Membacanya dalam keadaan
yang paling sempurna. Yaitu dengan bersuci, menghadap kiblat dan duduk dengan
sopan.
Kedua: Membacanya dengan tartil
dan tidak tergesa-gesa. Karena tidak layak seseorang membaca Alquran dengan
terlalu cepat, sehingga dalam waktu kurang dari tiga hari ia telah selesai
mengkhatamkan bacaannya. Padahal terdapat sebuah riwayat tentang ashabus-sunnan
dan dishahihkan at-Tirmidzi, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ
قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثِ لَيَالٍ لَمْ يَفْقَهْهُ
“Barangsiapa yang (mengkhatamkan)
membaca Alquran dalam waktu kurang dari tiga hari maka ia tidak dapat
memahaminya.”
Ketiga: Selalu khusyu’ ketika
membacanya, menampakkan kesedihan, dan berusaha menangis.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dengan sanad yang jayyid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اُتْلُوْا
الْقُرْآنَ وَابْكُوْا. فَإِنْ لَمْ تَبْكُوْا فَتَبَاكُوْا
“Bacalah Alquran dan menangislah.
Apabila kamu tidak bisa menangis, maka berusahalah membuat-buat diri menangis.”
Keempat: Hendaklah memperindah
suaranya.
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
dari Sahabat Abu Hurairah, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنَ
“Bukan golongan kami orang yang tidak membaca Alquran dengan
irama.”
Kelima: Seorang yang membaca
Alquran hendaklah menyembunyikan suaranya jika ia khawatir akan menimbulkan
riya`, atau sum’ah pada dirinya, atau apabila dikhawatirkan akan mengganggu
orang yang sedang shalat.
Selanjutnya, hendaklah seorang
muslim berusaha memperbanyak hafalan Alquran di dadanya, karena hal ini
termasuk tanda keimanan seseorang, dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
بَلْ
هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ
بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
“Sebenarnya, Alquran itu adalah
ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada
yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (QS.
al-Ankabut: 49).
وَصَلُّوْا
وَسَلِّمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا
أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وقال صلى الله عليه وسلم : ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ
وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ
التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا
مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ
وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا
وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ
وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ
أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ وَأَعِنْهُ عَلَى طَاعَتِكَ
يَا ذَا الْجَلَالِ وَ الإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ وَفِّق جَمِيْعَ وُلَاةِ أَمْرِ
المُسْلِمِيْنَ لِكُلِّ قَوْلٍ سَدِيْدٍ وَعَمَلٍ رَشِيْدٍ.
اَللَّهُمَّ
آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوْبِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَأَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا وَأَمْوَالِنَا وَأَوْقَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ
أَيْنَمَا كُنَّا.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتَ
وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ .
عِبَادَ
اللهِ: اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ،
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
سُبْحَانَكَ
اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَن لَّآ إِلهَ إِلَّآ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ
إِلَيْكَ
وآخِرُ
دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.